
Cara Mengatur Budget Traveling Harian di Asia Tenggara
Kazepost - Kita semua tahu rasa antusias saat rencana perjalanan sudah di depan mata: tiket sudah di tangan, destinasi sudah ditandai di peta, tapi... dompet mulai terasa khawatir. Traveling di Asia Tenggara memang relatif murah, tapi tanpa perencanaan, uang bisa menguap lebih cepat dari embun pagi di Chiang Mai.
Beruntungnya, kawasan ini ramah bagi semua jenis traveler — dari backpacker sampai digital nomad. Kuncinya ada pada satu hal: mengatur budget harian dengan cerdas dan realistis.
Langkah Pertama: Kenali “Gaya Bepergianmu”
Sebelum menghitung angka, kenali dulu siapa dirimu sebagai traveler.
-
Apakah kamu tipe backpacker spontan yang nyaman tidur di hostel?
-
Atau explorer santai yang ingin hotel bersih dan makan enak tanpa boros?
-
Atau mungkin digital nomad yang butuh Wi-Fi cepat dan kopi hangat setiap pagi?
Setiap gaya punya ritme dan kebutuhan yang berbeda — mengenalinya sejak awal akan membantu menentukan batas harianmu tanpa kehilangan kesenangan.
Rencana Transportasi: Hemat Sejak Awal
Transportasi sering jadi penyedot budget terbesar. Berikut rumus sederhana dari traveler berpengalaman:
-
Gunakan Transportasi Darat untuk Jarak Pendek
Bus antarnegara seperti Giant Ibis (Kamboja–Vietnam) atau kereta State Railway of Thailand jauh lebih hemat dibanding pesawat. -
Manfaatkan Promo Maskapai Lokal
AirAsia, VietJet, atau Scoot sering menawarkan tiket serendah Rp300.000 antarnegara. -
Gunakan Transportasi Umum di Dalam Kota
Di Bangkok, MRT hanya sekitar Rp6.000–10.000 per perjalanan. Di Jakarta, TransJakarta cukup Rp3.500. Murah, aman, dan bisa jadi cara mengenal ritme kota.
Makan Enak, Bukan Mahal
Asia Tenggara adalah surganya street food. Justru di pinggir jalanlah cita rasa terbaik sering ditemukan.
-
Vietnam: Pho hangat di warung kecil — sekitar Rp20.000–25.000.
-
Thailand: Pad Thai di pasar malam — Rp25.000-an.
-
Indonesia: Nasi goreng, sate, atau mie tek-tek — tak sampai Rp20.000.
-
Malaysia: Nasi lemak atau roti canai untuk sarapan — sekitar Rp15.000–20.000.
Makan di restoran turis memang nyaman, tapi rasa dan keaslian sering justru ada di tenda kecil dengan meja plastik biru.
Akomodasi: Jangan Hanya Cari Murah, Cari Nyaman
Hostel atau guesthouse di Asia Tenggara bisa sangat ramah di kantong.
-
Hostel di Yogyakarta mulai Rp100.000 per malam.
-
Capsule hotel di Kuala Lumpur sekitar Rp150.000.
-
Homestay di Bali Rp200.000–300.000 tapi sudah termasuk sarapan.
Jika ingin lebih hemat, gunakan kombinasi strategi:
-
Booking di aplikasi lokal saat promo.
-
Gunakan diskon last minute.
-
Untuk perjalanan panjang, pertimbangkan work exchange — membantu pemilik hostel sebagai ganti akomodasi.
Refleksi: Uang Boleh Dihitung, Tapi Pengalaman Tak Bisa Dibatasi
Traveling hemat bukan soal menekan pengeluaran, tapi tentang menemukan keseimbangan antara kenyamanan dan kebebasan.
Kadang kamu akan memilih makan mi instan agar bisa menabung untuk tiket kapal ke pulau berikutnya — dan itu tidak apa-apa.
Karena setiap keputusan kecil itulah yang membuat perjalanan terasa hidup.
Di Asia Tenggara, kamu belajar bahwa kebahagiaan tidak perlu mahal — cukup segelas es kopi, pemandangan sawah hijau, dan hati yang ringan.
Penutup: Traveling Bukan Tentang Uang, Tapi Tentang Nilai
Pada akhirnya, mengatur budget harian bukan untuk membatasi langkahmu, melainkan agar kamu bisa menikmati setiap langkah tanpa khawatir.
Dengan perencanaan sederhana, setiap rupiah yang kamu keluarkan berubah menjadi kenangan yang tak ternilai.
Dan di setiap perjalanannya, Kazepost ingin mengingatkan:
karena setiap cerita — sekecil apa pun — layak terbang lebih jauh.