
Tips Hemat Makan Enak Saat Traveling
Kazepost - Bagi banyak traveler, makanan adalah bagian paling jujur dari sebuah perjalanan.
Namun, menikmati kuliner lokal sering kali berarti harus cermat dengan anggaran.
Kabar baiknya, kamu tetap bisa makan enak tanpa menguras dompet, asal tahu caranya.
Karena sejatinya, rasa tidak selalu datang dari restoran mahal — kadang justru dari warung kecil di pinggir jalan yang penuh tawa dan aroma wajan.
1. Cari Tempat Makan Lokal, Bukan Turistik
Aturan pertama: makan di tempat yang juga didatangi warga lokal.
Kalau kamu melihat antrean panjang penduduk setempat di depan warung, bisa dipastikan makanannya lezat dan harganya wajar.
Di Bangkok, misalnya, street food di kawasan Victory Monument jauh lebih otentik daripada di area wisata.
Di Hanoi, kafe kecil dengan kursi plastik rendah sering menyajikan pho terbaik se-Asia.
🌿 Lidah lokal jarang salah, ikuti ke mana mereka makan, bukan ke mana brosur memandumu.
2. Gunakan Aplikasi Rekomendasi Traveler
Aplikasi seperti Google Maps, HappyCow, atau Burpple bisa membantu menemukan tempat makan dengan review jujur.
Tapi jangan hanya lihat rating bintang — baca ulasan, lihat foto, dan perhatikan komentar dari traveler lain dengan gaya makan serupa.
Bonus tip: gunakan fitur “buka sekarang” untuk menghindari kafe tutup atau restoran penuh.
3. Street Food Adalah Sahabat Traveler Hemat
Makanan jalanan bukan sekadar opsi murah, tapi bagian penting dari budaya lokal.
Kamu bisa mencicipi jajanan otentik tanpa harus duduk di restoran.
Contohnya:
-
Malaysia: Nasi lemak bungkus daun pisang seharga RM3.
-
Thailand: Pad Thai dan Thai Tea di pasar malam.
-
Indonesia: Sate, gorengan, dan kopi lokal di pinggir jalan.
🌸 Kadang, rasa paling asli justru ditemukan di trotoar, bukan di meja berlapis linen.
4. Manfaatkan Pasar Tradisional
Selain lebih murah, pasar tradisional adalah tempat terbaik untuk merasakan kehidupan lokal.
Kamu bisa membeli buah segar, camilan, atau bahkan sarapan khas daerah dengan harga sepertiga dari kafe turistik.
Di pasar Chatuchak (Bangkok) atau Pasar Beringharjo (Yogyakarta), kamu tak hanya dapat makanan, tapi juga cerita — dari penjual yang senyumnya lebih tulus daripada brosur hotel.
5. Hindari “Restoran View Bagus, Harga Mahal”
Restoran dengan pemandangan cantik sering mematok harga tinggi bukan karena rasa, tapi karena “view-nya.”
Kamu tetap bisa menikmati panorama kota atau pantai dengan cara lain — beli kopi di kios kecil dan nikmati di taman umum.
🌿 Pemandangan gratis, rasa otentik — kombinasi terbaik bagi traveler bijak.
6. Siapkan “Food Budget Harian”
Agar tidak boros tanpa sadar, buat batas makan harian.
Misalnya $15 per hari, lalu bagi antara sarapan, makan siang, dan makan malam.
Gunakan uang tunai agar lebih terasa pengeluarannya.
Dan jika kamu menemukan makanan luar biasa, tak apa sedikit melanggar batas — karena sebagian kenangan perjalanan memang layak untuk dinikmati sepenuhnya.
Refleksi: Makan Adalah Bagian dari Perjalanan Jiwa
Makanan selalu lebih dari sekadar kebutuhan fisik — ia adalah cara untuk terhubung dengan budaya, manusia, dan kenangan.
Setiap suapan membawa kisah: tentang bumbu, tentang tradisi, tentang tawa di meja yang kamu duduki sendirian tapi tidak merasa sepi.
🌸 Makan adalah bentuk paling sederhana dari mencintai dunia — dan membiarkannya mencintaimu kembali.
Penutup: Nikmat, Sederhana, Bermakna
Perjalanan terbaik bukan tentang restoran termahal yang kamu datangi, tapi tentang rasa yang kamu bawa pulang di hati.
Makanlah dengan rasa ingin tahu, bukan hanya rasa lapar.
Nikmati setiap gigitan seperti menikmati perjalanan itu sendiri.
Karena bagi Kazepost,
setiap rasa yang sederhana tapi jujur — layak terbang lebih jauh.